DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
2.
Rumusan
Masalah
3.
Tujuan
Penelitian
4.
Pembatasan
Masalah
5.
Manfaat
Penelitian
BAB
II TINJAUN PUSTAKA
1.
Defenisi
kemacetan
2.
Pengertian
Lalu lintas
3.
Pengertian
Jalan Arteri
4.
Pengertian
Utilitas
5.
Pengertian
Transportasi
6.
Pengertian
Perkotaan
7.
Batu
Merah
BAB III METODE PENELITIAN
1.
Metode
Penelitian
2.
Variabel Penelitian
3. Teknik
Pengambilan Data
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
Penelitian
2.
Pembahasan
a.
Sebab-sebab
terjadinya kemacetan lalu lintas di Jl. Jenderal Sudirman
b.
Dampak
Negatif Kemacetan Lalu Lintas di Jl. Jenderal Sudirman
c.
Metode
Analisis SWOT
d.
Solusi
untuk Permasalahan Sebab-Sebab Terjadinya Kemacetan
BAB V
PENUTUP
1.
Kesimpulan
2.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, kami
dapat menyelesaikan Proposal
tentang “ANALISIS
TINGKAT KEMACETAN LALU-LINTAS DI BATU MERAH (JL.
JENDRAL SUDIRMAN)” di
Kota Ambon kiranya
makalah ini dapat bermanfaat meskipun
banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih selaku pada
Dosen mata kuliah Studio Proses Perencanaan yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Sebab-sebab dari
kemacetan di Batu Merah, Ambon. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
BAB
I
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Lalu lintas adalah sarana untuk bergerak dari satu tempat
ke tempat lain, oleh karena itu lalu lintas merupakan salah satu masalah
penting. Apabila arus lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan, maka
mobilitas masyarakat akan mengalami gangguan. Gangguan-gangguan ini akan
berdampak negatif pada masyarakat pengguna jalan.
Masalah lalu lintas merupakan suatu masalah yang harus
dipecahkan bersama dan sangat penting untuk diselesaikan. Apabila masalah lalu
lintas tidak terpecahkan, maka semua kerugian yang timbul akibat masalah ini
akan ditanggung oleh masyarakat pengguna jalan itu sendiri, dan apabila masalah
ini bisa terpecahkan dengan baik, maka masyarakat pengguna jalan sendiri yang
akan merasakan manfaatnya.
Masalah kemacetan transportasi lalu lintas memang sering
kali terjadi di daerah perkotaan yang ada di indonesia, termasuk masalah lalu
lintas yang terjadi di Jl. Jenderal Sudirman, Batu Merah, Ambon. Konsentrasi
kendaraan banyak menumpuk di area ini pada jam-jam tertentu. Hal itu terjadi
karena jumlah kendaraan selalu bertambah dan tidak diimbangi dengan perluasan
area jalan raya. Selain itu juga penyeberang jalan yang tidak mempunyai tempat
penyeberangan khusus, sehingga seringkali menghambat laju kendaraan yang
menyebabkan kemacetan.
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau
terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan
melebihi kapasitas jalan.
2.
Rumusan Masalah
Kemacetan lalu lintas merupakan masalah serius yang harus
segera diatasi. Masalah yang akan dikaji dalam masalah ini adalah:
a. Apa yang menjadi penyebab kemacetan
transportasi lalu lintas di Jl. Jenderal Sudirman, Batu Merah, Ambon?
b. Apa dampak negatif dari
kemacetan lalu lintas?
c. Bagaimana mengatasi kemacetan
transportasi lalu lintas di Jl. Jenderal Sudirman, Batu Merah, Ambon?
3.
Tujuan penelitian
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Sebab-sebab terjadinya
kemacetan transportasi lalu lintas di Jl. Jenderal Sudirman, Batu Merah, Ambon.
2. Dampak yang ditimbulkan akibat
kemacetan Jl. Jenderal Sudirman, Batu Merah, Ambon.
3. Cara mengatasi kemacetan yang
terjadi di Jl. Jenderal Sudirman, Batu Merah, Ambon.
4.
Pembatasan Masalah
Kelompok I merasa perlu melakukan pembatasan masalah agar
penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan yang semula direncanakan.
Maka Kelompok I menetapkan batasan yaitu Membahas tentang Kemacetan pada Jl.
Jenderal Sudirman, Batu Merah, Ambon, dimulai dari titik rawan 1 (Turun-turun
Galunggung) sampai titik rawan 4 (Tikungan Mardika).
5.
Manfaat penelitian
Bagi Pembaca :
Manfaat darihasil penelitian ini adalah dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang masalah kemacetan lalu lintas yang terjadi di
daerah Batu Merah. Makalah ini juga bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan
mengenai sebab dan cara mengatasi kemacetan lalu lintas yang ada di daerah Batu
Merah.
Bagi Penulis :
Kami sebagai mahasiswa , makalah (Tugas) ini bertujuan
agar kami mendapat wawasan dan pengalaman agar kedepannya bisa menjadipedoman
untuk menyelesaikan skripsi , serta mendapatkan nilai untuk mata kuliah “proses
perencanaan”.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan
Teori
1.1
Definisi kemacetan
Kemacetan adalah situasi atau
keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh
banyaknya jumlah kendaraan melibihi kapasitas jalan. Kemacetan merupakan
situasi yang disebabkan karena adanya hambatan. Kemacetan banyak terjadi
dikota-kota besar terutama yang tidak mempunyai transportasi umum yang baik
atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan
penduduk. Dapat dikatakan bila kemacetan merupakan suasana menumpuknya
kendaraan yang ada dijalan raya yang disebabkan oleh kapasitas jalan yang tidak
sepadan dengan jumlah kendaraan yang ada. Angka dari jumlah kendaraan yang
terus bertambah dan kapasitas jalan yang tetap menyebabkan terjadinya
penumpukan jumlah kendaraan di jalan raya.
1.2
Pengertian Lalu lintas
Pengertian mengenai lalu
lintas didalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 didefenisikan sebagai gerak
kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan. Sedang yang dimaksud dengan
ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukan bagi gerak pindah
kendaraan, orang, dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.
Dalam hal ini kaitan antara kendaraan dan orang dengan ruang lalu lintas
keberadaannya selalu berdampingan. Dalam hal ini pemerintah memiliki tujuan
untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat,
lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui manejemen lalu lintas
dan rekayasa lalu lintas. Tata cara berlalu lintas dijalan di atur dalam
perundang-undangan menyangkut arah lalu lintas, prioritas menggunakan jalan,
jalur lalu lintas dan pengendalian arus di persimpangan. Dalam kaitannya dengan
hal ini sebenarnya peran pemerintah dalam mengatur lalu lintas sudah optimal.
Akan tetapi karena para pengguna jalan yang semakin bertambah seiring dengan
berjalannya waktu, sudah tentu menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk terus
memberikan kontribusinya dalam menyediakan suasana lalu lintas yang baik.
1.3
Pengertian Jalan Arteri
Jalan arteri adalah jalan yang menghubungkan jalan utama dengan jalan-jalan wilayah/kota-kota lainnya. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani (angkutan) utama dengan ciri perjalanan jarak jauh,kecepatan rencana > 60 km/jam, lebar badan jalan > 8 m, kapasitas jalan lebih besar dari pada volume lalu lintas rata-rata, tidak boleh terganggu dengan kegiatan lokal, dan jalan primer tidak terputus, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
1.4
Pengertian Transportasi
Transportasi adalah pemindahan
manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan
sebuah kendaraan yang digerakan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan
untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi
sendiri dibagi tiga, yaitu tranportasi darat, laut dan udara.
1.5
Pengertian Perkotaan
Menurut Cristaller perkotaan merupakan wilayah yang memiliki fungsi
menyelenggarakan penyediaan jasa-jasa bagi daerah lingkungannya. Dalam
pandangan ini, dapat dikatakan bila perkotaan merupakan daerah penyedia jasa
bagi daerah-daerah yang ada disekitarnya. Jika ini ditarik kearah permasalahan
tentang kemacetan lalu lintas yang ada, bisa dikatakan kepadatan daerah
perkotaan terjadi karena kota menyediakan penyelenggaraan jasa-jasa bagi
daerah-daerah yang ada disekitarnya. Kemacetan yang terjadi di wilayah
perkotaan merupakan akibat dari menumpuknya kendaraan dari daerah sekitar
perkotaan yang mengadakan aktifitas diwilayah perkotaan.
1.6
Batu Merah
Batu Merah adalah desa di
Kecamatan Sirimau, Ambon, Maluku, Indonesia. Batu Merah merupakan pusat
pemukiman penduduk muslim di Kecamatan Sirimau, Ambon. Batu Merah terbagi atas
dua bidang, Batu Merah Atas/Batu Merah luar dan Batu Merah Bawah/Batu Merah
dalam. Kawasan batu merah merupakan kawasan yang berada di jalur pusat kota
ambon. Sebagai kawasan yang strategis kawasan ini berkembang cepat sebagai
kawasan campuran permukiman perdagangan dan jasa serta perkantoran.
BAB III
METODE
PENELITIAN
a. Metode
Penelitian
1. Waktu dan Tempat
Lokasi penelitian ini adalah di Jln. Jend Sudirman, Batu Merah, Ambon karena setiap harinya lokasi ini menjadi pusat lemacetan di Kota Ambon. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2016 dan dilanjutkan pada tanggal 2 & 3 November 2016, pukul 15.30 -19.00 WIT.
Lokasi penelitian ini adalah di Jln. Jend Sudirman, Batu Merah, Ambon karena setiap harinya lokasi ini menjadi pusat lemacetan di Kota Ambon. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2016 dan dilanjutkan pada tanggal 2 & 3 November 2016, pukul 15.30 -19.00 WIT.
2. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian antara lain:
Alat yang digunakan pada penelitian antara lain:
·
Kamera HP
·
Stopwatch
·
Pena
·
Buku
·
Kalkulator
b. Variabel
Penelitian
Pengertian variabel adalah ukuran, sifat atau cirri yang dimiliki oleh
anggota satu kelompok atau set yang dimiliki oleh kelompok.
Berdasarkan pengertian diatas maka dalam penelitian ini terdapat 2
variabel yaitu :
1. Variabel Bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat, dalam penelitian ini yaitu
faktor-faktor penyebab kemacetan lalu lintas.
2.Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dalam
penelitian ini variabel terikatnya yaitu kemacetan lalu lintas di batu merah.
Variabel
Bebas
|
Variabel
Terikat
|
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kemacetan lalu lintas di Batu Merah :
·
Jumlah Kendaraan
·
Penyebrang jalan
·
Buka tutup jalur
·
Lebar jalan
·
Parkir Liar
|
·
Kemacetan di Batu Merah
|
C.Teknik
Pengambilan Data
Dalam penelitian ini kami sebagai penulis menggunakan 2 Teknik
pengambilan data yaitu : 1. Teknik observasi
Teknik observasi yang kami lakukan yaitu dengan cara pengambilan data langsung ke lapangan. Data yang di dapat dari hasil teknik observasi tersebut yaitu :
Teknik observasi yang kami lakukan yaitu dengan cara pengambilan data langsung ke lapangan. Data yang di dapat dari hasil teknik observasi tersebut yaitu :
·
Jumlah Parkir liar di sepanjang jalan dari titik A -
titik D.
·
Jumlah dan Waktu yang ditempuh untuk menyebrang jalan
pada situasi macet
·
Jumlah kendaraan yang keluar masuk ke area Batu Merah
Dalam
·
Jumlah kendaraan yang terperangkap macet dari Titik A
– Titik D.
·
Kecepatan kendaraan saat menerobos kemacetan
2. Teknik wawancara
Teknik wawancara yang kami lakukan ini dengan cara kami langsung mewawancarai narasumber yaitu seorang Polisi lalu lintas yang bertugas dan KASUBBAG Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Kota Dinas Perhubungan Kota Ambon (Bpk. Viktor).
Teknik wawancara yang kami lakukan ini dengan cara kami langsung mewawancarai narasumber yaitu seorang Polisi lalu lintas yang bertugas dan KASUBBAG Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Kota Dinas Perhubungan Kota Ambon (Bpk. Viktor).
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian
Dari penelitian yang kami lakukan kami memperoleh
hasil sebagai berikut:
1. Terdapat
4 titik rawan kemacetan lalu lintas yang ada di Jl. Jenderal Sudirman, Batu
Merah, Ambon, yaitu :
a. Titik rawan 1 : Terletak pada
turun-turun Galunggung, tepatnya pada Zebra cross depan Masjid Agung An’Nur.
b. Titik rawan 2 : Terletak pada
percabangan jalan arah Batu Merah atas dan arah Batu Merah bawah.
c. Titik rawan 3 : Terletak pada
pertigaan terminal Batu Merah Dalam.
d. Titik rawan 4 : Terletak pada
tikungan Mardika.
2. Terdapat 21 kendaraan yang parkir liar dari titik
a-b. Dan 4 kendaraan dari titik b-c.
Kendaraan-kendaraan ini didominasi oleh kendaraan roda dua
Kendaraan-kendaraan ini didominasi oleh kendaraan roda dua
3. Jumlah kendaraan yang keluar-masuk Batu Merah Dalam per 30 menit
adalah 232 unit
kendaraan yang didominasi oleh kendaraan roda dua dengan jumlah 206 unit dan
kendaraan boda empat dengan jumlah 26 unit, yang didominasi oleh angkutan umum.
kendaraan yang didominasi oleh kendaraan roda dua dengan jumlah 206 unit dan
kendaraan boda empat dengan jumlah 26 unit, yang didominasi oleh angkutan umum.
4. Jumlah kendaraan yang terperangkap dari titik A-D
adalah 64 unit dengan rincian 4 mobil
truk, 15 angkutan umum, dan 45 mobil pribadi (data ini diambil saat kami berada di
tempat kejadian pada pukul 17.30 WIT)
truk, 15 angkutan umum, dan 45 mobil pribadi (data ini diambil saat kami berada di
tempat kejadian pada pukul 17.30 WIT)
5. Kecepatan kendaraan saat menerobos kemacetan
Tabel waktu
tempuh kendaraan untuk menerobos kemacetan
Kendaraan
|
Waktu
tempuh
|
V =
|
1
|
5
Menit
|
3,477
km/jam
|
2
|
3
Menit
|
5,7996
km/jam
|
3
|
4
Menit
|
4,348
km/jam
|
4
|
6
Menit
|
2,898
km/jam
|
5
|
7
Menit
|
2,484
km/jam
|
6
|
5
Menit
|
3,477
km/jam
|
7
|
4
Menit
|
3,348
km/jam
|
8
|
8
Menit
|
2,179
km/jam
|
9
|
7
Menit
|
2,484
km/jam
|
10
|
8
Menit
|
2,179
km/jam
|
11
|
3
Menit
|
5,799
km/jam
|
12
|
6
Menit
|
2,898
km/jam
|
13
|
7
Menit
|
2,489
km/jam
|
14
|
8
Menit
|
2,174
km/jam
|
= 3,358
km/jam
Jarak
antara titik rawan 1 sampai titik rawan 2 adalah 110m. Jarak antara titik rawan
2 sampai titik rawan 3 adalah 70m. Jarak antara titik rawan 3 sampai titik
rawan 4 adalah 110m. Jadi jarak dari Titik 1 – Titik 4 adalah 290 m.
4.2
Pembahasan
Dalam bagian pembahasan ini akan dibahas mengenai
sebab-sebab terjadinya kemacetan transportasi lalu lintas yang ada di wilayah
Batu Merah. Wilayah Batu Merah seringkali terjadi kemacetan lalu lintas,
sehingga perlu diketahui penyebab mengapa hal itu terjadi. Selain itu,
menyelidiki tentang bagaimana cara untuk mengatasi kemacetan transportasi lalu
lintas juga perlu dilakukan untuk menemukan solusi atas kemacetan transportasi
lalu lintas yang terjadi di wilayah Batu Merah
4.2.1 Sebab-sebab terjadinya
kemacetan lalu lintas di Jl. Jenderal Sudirman
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kemacetan
lalu lintas di Kota Ambon khususnya di Jl. Jelnderal Sudirman, Batu Merah.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
1.
Banyaknya
jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan
Tabel Proyeksi jumlah kendaraan 5
tahun kedepan
Tahun
|
Jumlah
Kendaraan
|
2016
|
128.060
|
2017
|
137.024
|
2018
|
146.615
|
2019
|
158.878
|
2020
|
169.999
|
2021
|
181.898
|
2022
|
194.630
|
A = Ao + A1
A = Tahun yang akan dicapai
Ao = Tahun awal
A1 = rata-rata
pertumbuhan kendaraan/tahun
A1 = Ao – (A-1) . Ao
(A-1)
(A-1)
A1 = Jumlah rata-rata pertumbuhan
kendaraan/tahun
Ao = Tahun awal
A-1 = Tahun sebelum tahun awal
Ao = Tahun awal
A-1 = Tahun sebelum tahun awal
2. Kendaraan yang parkir sembarangan
di pinggiran jalan
Banyaknya kendaraan yang parkir di
badan jalan menjadi salah satu penyebab kemacetan di Jln. Jenderal Sudirman.
Kendaraan-kendaraan yang parkir di badan jalan tersebut menempati jalan yang
seharusnya dilalui oleh kendaraan yang melintas. Hal ini menyebabkan
penyempitan area Jln. Jenderal Sudirman yang mengakibatan arus kendaraan
menjadi tersendat.
Dari data yang di dapat dengan cara menghitung
langsung dilapangan, jumlah kendaraan yang parkir di badan jalan pada saat
terjadi kemacetan lalu lintas adalah sebanyak 24 kendaraan, yang didominasi
kendaraan roda dua.
Tidak adanya lahan parkir menjadi
alasan warga sekitar memarkirkan kendaraan di area jalan.
3. Beralihnya masyarakat dari
menggunakan transportasi umum ke transportasi pribadi
Meningkatnya taraf hidup masyarakat
serta ingin meningkatkan status sosial tiap pribadi menjadi beberapa faktor
orang mulai beralih dari menggunakan kendaraan umum ke kendaraan pribadi. Hal
ini menyebabkan peningkatan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan luas
jalan.
4. Keluar masuk mobil dan motor
dari dan menuju Batu Merah Dalam
Dari data yang di dapat dengan
cara menghitung langsung dilapangan, rata-rata jumlah kendaraan yang keluar
masuk Batu Merah Dalam per 30menit adalah 232 unit
5. Tidak ada jembatan
penyeberangan
Hal ini yang menjadi salah satu penyebab
kemacetan di Titik C. Dari
data yang di dapat dengan survey langsung, orang
yang lalu lalang di Batu Merah (Titik C) rata-ratanya per 30menit berjumlah
17kali penyeberangan, yang di manawaktu untuk menyeberang yaitu 7-15detik ,
sangat menghambat laju lalu lintas di titik ini
6. Keberadaan Terminal Batu Merah
Dalam
Berdasarkan hasil wawancara dengan
dengan Dinas Perhubungan Kasubag Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Kota
Ambon, Bpk. Victor mengatakan bahwa keberadaan terminal Batu Merah Dalam tidak
sesuai dengan peruntukan lahan, sehingga terminal Batu Merah Dalam direncanakan
akan ditutup. Dari banyaknya angkutan Batu Merah Dalam yang beroperasi, jumlah
kendaraan yang memiliki izin operasi resmi dari Dinas Perhubungan hanya
sebanyak 24 kendaraan. Selain itu, kondisi kendaraan trayek Batu Merah Dalam
dapat dikatakan tidak layak beroperasi. Dikatakan tidak layak dilihat dari
kondisi kendaran yang sudah tua, berkarat, emisi gas buang yang melebihi standar,
dll. Bagi Dinas Perhubungan hal ini cukup sulit diatasi dikarenakan trayek Batu
Merah Dalam tidak melintasi titik-titik swiping ditambah kurangnya petugas yang
ada di terminal tersebut dikarenakan belum adanya penerimaan PNS. Dengan
kurangnya petugas yang hanya berjumlah 3 orang, maka swiping pada wilayah
tersebut tidak dapat dilakukan hal ini berdasarkan undang-undang No 22 tahun
2009 pasal 262, 264, 266. 268: Petugas yang menahan kendaraan harus seorang
PPNS(Penyidik Pegawai Negeri Sipil) dan harus didampingi oleh Polisi Lalu
Lintas.
7. Kesempatan Kredit Kendaraan
Murah yang ditawarkan Perusahaan Kepada Masyarakat
Perusahaan-perusahaan penjual mobil
dan motor (Dealer) memberikan berbagai penawaran kredit kendaraan yang cukup
ringan bagi masyarakat. Hal ini mengakibatkan minat masyarakat untuk memiliki
kendaraan pribadi semakin tinggi diakibatkan cicilan kendaraan yang murah.
Minat yang tinggi untuk membeli kendaraan pribadi menyebabkan jumlah kendaraan
semakin bertambah yang mengakibatkan resiko terjadinya kemacetan lalu-lintas
semakin tinggi.
4.2.2 Dampak Negatif Kemacetan
Lalu Lintas di Jl. Jenderal Sudirman bagi Masyarakat Pengguna Jalan
Ada beberapa macam dampak atau akibat yang ditimbulkan
dari kemacetan lalu lintas, diantaranya yaitu:
1. Pemborosan bahan bakar
kendaraan, hal ini dapat terjadi karena kendaraan yang berjalan pelan akan
menyita banyak waktu dan energi.
2. Menimbulkan polusi udara dan
suara, karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi dan tidak
beroperasi pada kondisi yang optimal.
3. Akan mengganggu aktivitas
ekonomi, misalnya pengiriman barang.
4. Dapat menghambat aktivitas
masyarakat, misalnya terlambatnya masyarakat yang akan berkantor atau
bersekolah.
5. Mengganggu kelancaran keadaan
darurat, seperti ambulance dan pemadam kebakaran pada waktu genting.
4.2.3 Solusi
untuk Permasalahan Sebab-Sebab Terjadinya Kemacetan
1. Banyaknya jumlah kendaraan
yang melebihi kapasitas jalan
Solusi kelompok bagi permasalahan ini
yaitu menjalankan proyek pemerintah yaitu proyek pembangunan jembatan layang.
Dalam hal ini proyek pembangunan jembatan layang untuk menambah kapasitas
jalan. Saat proyek ini berhasil, akan ada 4 lajur di jalan tersebut. 2 lajur di
jalan bagian bawah, dan 2 lajur di jalan bagian atas. Kepadatan kendaraan untuk
beberapa tahun kedepan dapat dikurangi dengan adanya proyek ini.
2. Kendaraan yang parkir
sembarangan di pinggiran jalan .
Bagi mereka yang memarkirkan kendaraan
di badan jalan (sepanjang rambu dilarang parkir) harus diberikan tindakan tegas
yaitu menderek dan menilang kendaraan-kendaraan yang parkir sembarangan.
3. Beralihnya masyarakat dari
menggunakan transportasi umum ke transportasi pribadi
Membuat program plat ganjil-genap dan
menaikan pajak kendaraan bagi pemilik kendaraan pribadi agar masyarakat dapat terpaksa
beralh ke kendaraan umum.
4. Keluar masuk mobil dan motor
dari dan menuju Batu Merah Dalam
5. Tidak ada jembatan
penyeberangan
Hal ini mengakibatkan para penyeberang
yang di dominasi para pejalan kaki mengakibatkan laju kendaraan tersendat. jika
adanya jembatan penyeberangan orang , maka resiko kecelakaan bagi penyeberang
dapat terhindar dan masalah tersendatnya laju kendaraan dapat dikurangi.
6. Keberadaan Terminal Batu Merah
Dalam
Berdasarkan informasi yang di dapat
dari Dinas Perhubungan, Terminal Batu Merah Dalam direncanakan akan dihentikan
pengoperasiannya. Sedangkan untuk Rute angkutan Batu Merah Dalam itu sendiri,
akan diatur oleh Dinas Perhubungan Kota Ambon.
7. Kesempatan Kredit Kendaraan
Murah yang ditawarkan Perusahaan Kepada Masyarakat
Perlu adanya kerja sama antara
pemerintah dengan perusahaan-perusahaan penjual mobil dan motor (Dealer) dalam
hal penjualan kendaraan. Dimana pemerintah membuat peraturan khusus untuk calon
pembeli kendaraan diharuskan memiliki tempat parkir pribadi sebagai syarat untuk
mendapatkan izin pembelian kendaraan. Calon pembeli yang tidak memiliki tempat
parkir pribadi tidak diberi izin untuk melakukan pembelian kendaraan. Secara
tidak langsung pemerintah membatasi kemacetan dengan cara mengurangi kendaraan
pribadi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kemacetan transportasi lalu lintas merupakan masalah yang
semakin lama semakin kompleks di wilayah perkotaan, termasuk di wilayah Jl.
Jenderal Sudirman, Batu Merah, Ambon. Masalah kemacetan di Batu Merah sering
terjadi karena jalan yang bercabang dalam jarak dekat dan banyaknya kendaraan
keluar masuk dari arah Batu Merah Dalam ke arah Batu Merah atas atau Batu Merah
Dalam ke Mardika dan sebaliknya. Begitu juga dari arah Batu Merah bawah ke arah
Pusat Kota maupun dari arah Batu Merah atas ke arah Batu Merah bawah. Masalah kemacetan
juga muncul dari para pejalan kaki yang menyeberang di Jl. Jenderal Sudirman,
Batu Merah. Berbagai dampak negatif pun muncul ketika kemacetan, selain
membuang banyak waktu juga membuat bahan bakar kendaraan menjadi menipis. Kemacetan
merupakan masalah yang serius yang harus diatasi oleh semua masyarakat dan
tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah.
4.2
Saran
Upaya-upaya untuk menanggulangi masalah kemacetan
transportasi ini perlu terus dilakukan agar permasalahan kemacetan lalu lintas
dapat teratasi. Kesadaran untuk bersama-sama menggunakan sarana transportasi
yang aman dan lancar menjadi hal utama yang perlu dilakukan. Sehingga
menciptakan sarana transportasi yang aman dan lancar dapat tercapai. Adapun
cara yang harus dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalulintas yang disebabkan
oleh kelakuan para pengguna jalan itu sendiri, seperti :
a. Dengan beralih dari kendaraan
pribadi ke angkutan umum.
Perlu adanya penyediaan fasilitas
transportasi umum berkapasitas besar seperti Bus serta penyediaan halte bagi
para pengguna transportasi umum dan pembatasan kendaraan pribadi pada hari-hari
tertentu.
b. Membuat Jembatan Penyeberangan
Orang (JPO) dan pejalan kaki harus membiasakan diri berjalan di trotoar dan menyebrang
di jembatan penyebrangan.
c. Pengguna jalan harus
memperhatikan rambu-rambu lalu lintas dan jika melanggar harus mendapat sanksi
tegas.
d. Jika ingin naik angkutan umum,
harus naik pada halte yang telah disediakan begitu pula hendak turun.
No comments:
Post a Comment