Bisa dibilang, urban farming atau berkebun di kota muncul sebagai
jawaban atas kegelisahan masyarakat menyikapi semakin terbatasnya
lahan. Diperparah dengan tingkat polusi dan minimnya kawasan hijau
membuat kota semakin gersang. Mereka yang masih peduli dengan lingkungan
pun mencoba mencari jawaban atas kegelisahan ini. Dari sinilah konsep urban farming lahir dan akhirnya dikenal secara luas.
Secara umum, urban farming merupakan kegiatan pertanian yang dilakukan dengan memanfaatkan lahan sempit di perkotaan. Kegiatan urban farming mencakup kegiatan produksi, distribusi, hingga pemasaran produk-produk pertanian yang dihasilkan. Bagi masyarakat kota, urban farming
biasanya lebih bersifat rekreasi. Ada kepuasan tersendiri jika kebun
sederhana yang dikelola membuahkan hasil dan dapat dikonsumsi.
Sejarah Urban Farming
Urban Agriculture sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu, tepatnya
di Machu Pichu, di mana sampah-sampah rumah tangga dikumpulkan menjadi
satu dan dijadikan pupuk. Air yang telah digunakan masyarakat
dikumpulkan menjadi sumber pengairan melalui sistem drainase yang telah
dirancang khusus oleh para arsitek kota di masa itu.
Pada Perang Dunia II di Amerika Serikat dicanangkan program Victory Garden, yaitu membangun
taman di sela-sela ruang yang tersisa. Program ini dipercaya menjadi cikal-bakal gerakan urban farming . Dari program tersebut pemerintah Amerika Serikat mampu menyediakan 40% kebutuhan pangan warganya pada waktu itu.
Perhatian akan manfaat Urban Agriculture menjadi berkembang
ketika masyarakat di berbagai belahan dunia menyadari bahwa semakin hari
pertumbuhan penduduk semakin besar dan kebutuhan akan makanan juga
bertambah, sementara luas lahan pertanian semakin berkurang.
Maka mulailah lahan-lahan kosong di daerah perkotaan dipakai sebagai
tempat bercocok tanam. Mulai dari lahan sempit di depan rumah hingga
atap - atap gedung-gedung pencakar langit, kini dimanfaatkan sebagai
tempat untuk melaksanakan kegiatan berkebun.
Selain menyenangkan, urban farming juga membantu memberikan
kontribusi terhadap ruang terbuka hijau kota dan ketahanan pangan. Bisa
dibayangkan jika setiap gedung mengadopsi kegiatan urban farming. Tentunya Jakarta akan semakin hijau dan sejuk.
Untuk saat ini, tren urban farming sedang menjangkiti beberapa kota besar, antara lain Surabaya dan Jakarta. Begitu besar manfaat urban farming
bagi lingkungan. Oleh karena itu, lebih baik manfaatkanlah lahan kosong
Anda sekarang juga. Akan lebih menyenangkan jika kegiatan ini juga
melibatkan anggota keluarga, terutama anak-anak. Selain untuk mengenal
alam dan menambah pengetahuan, momen berkebun juga bisa digunakan untuk
menikmati waktu bersama keluarga.
Manfaat Urban Farming
- Urban farming memberikan konstribusi penyelamatan lingkungan dengan pengelolaan sampah reuse dan recyle.
- Dapat menghasilkan oksigen dan meningkatkan kualitas lingkungan kota. Untuk konsumsi pribadi sebagai bagian dari gaya hidup organik yang sehat.
- Membantu menciptakan kota yang bersih dengan pelaksanaan 3R (reuse, reduse, recycle) untuk pengelolaan sampah kota.
No comments:
Post a Comment